Rabu, 12 September 2012

Anime+



Anime itu adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi/kartun Jepang. Kata anime berasal dari kata animation yang dalam pelafalan bahasa Jepang menjadi animeshon. Terus kata tersebut kemudian disingkat menjadi
anime. Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi Jepang, tetapi kebanyakan orang menggunakan kata tersebut untuk membedakan antara film animasi buatan Jepang dan non-Jepang.






Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. Kemudian diikuti film pendek karya Oten Shimokawa yang berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki tahun 1917. Karya Oten itu kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani Kassen dan Momotaro hasil karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918. Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923.

Pada tahun 1927, Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan suara (pada saat itu hanya menggunakan background music). Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji. Sedangkan anime pertama yang “berbicara” adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro Nyago(1930) dan berdurasi 90 detik.


Noburo Ofuji juga pernah mencoba membuat anime yang berwarna. Pada saat itu ia membuat anime Ogon no Hana (1930) dengan hanya 2 warna, tetapi tidak pernah dirilis. Anime pertama yang dirilis dengan warna baru muncul lama setelah itu yaitu Boku no Yakyu (194 8) karya Megumi Asano.


Setelah Perang Dunia II, industri anime dan manga bangkit kembali berkat Osamu Tezuka. Orang yang dijuluki “God of Manga” ini pada saat itu baru berusia sekitar 20 tahun dan karyanya adalah Shintakarajima yang muncul pada tahun 1947. Hanya dalam beberapa tahun saja, Tezuka kemudian menjadi sangat terkenal.


ANIME DI INDONESIA 

Anime pertama yang tercatat di Indonesia kemungkinan adalah Wanpaku Omukashi Kum-Kum yang dikenal melalui media televisi (pada masa itu hanya ada 1 stasiun televisi yaitu TVRI) . pada sekitar akhir tahun 70-an. Anime ini ditayangkan pada sore hari sekitar pukul 17.30 WIB. Memasuki era 80-an, di Indonesia mulai dikenal adanya VCR player (Beta kemudian disusul VHS) yang kemudian mengawali beredarnya anime secara luas. Pada awalnya yang masuk adalah Cyborg 009 (OVA). Kemudian muncul serial anime pertama yaitu Chodenji Mashin Voltes V (Voltus 5) yang mendapat respon sangat baik. Setelah kesuksesan Voltus, menyusul kemudian judul-judul anime lain dari berbagai genre.Sekitar pertengahan tahun 80-an, anime-anime ini terhenti mendadak, bahkan ada yang baru muncul beberapa volume sudah berhenti tengah jalan. Menurut informasi, distributor anime Indonesia pada waktu itu mengalami kebangkrutan karena terjadinya pembajakan besar-besaran terhadap anime dan semenjak itu terjadi vakum anime di Indonesia selama beberapa tahun.



Pada awal tahun 90-an, berdiri stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI. Beberapa waktu setelah RCTI berdiri, mulai muncul anime lagi yaitu Doraemon. Doraemon kemudian berhasil mendongkrak kembali popularitas anime di Indonesia. Saat ini telah berdiri beberapa stasiun televisi swasta lainnya, da masing-masing mempunyai program tayangan anime seperti yang ada sekarang ini. ^_^

@Gustaf_04

Selasa, 11 September 2012

Anime+



ANDA NIJIKON?

Nijikon (二次コン, Nijikon?)
                adalah istilah slang dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk merujuk orang yang hanya tertarik atau terobsesi dengan wujud dua dimensional berupa karakter anime, manga, dan permainan video, yang umumnya dipresentasikan di atas kertas atau layar, beserta figur boneka dari karakter tersebut. Istilah ini merupakan
singkatan dari istilah Nijigen kompurekkusu (二次元コンプ
レックス )
Nijigen kompurekkusu? 2-dimension complex).
                Otaku yang terobsesi kepada salah satu atau lebih karakter dalam anime, manga, atau permainan video menyebut diri mereka sebagai Nijigen Otaku (Niji Ota) atau Otaku penggemar 2 dimensi.
                Sebaliknya, Otaku sendiri tidak pernah mengaku dirinya menderita Nijikon. Pada kasus yang serius, laki-laki penderita Nijikon hanya memiliki rasa cinta kepada karakter perempuan dalam anime, manga, atau permainan video. Pada pria maupun wanita penderita Nijikon, minat seksual terhadap manusia lawan jenis atau kehidupan nyata sudah tidak ada lagi.
Source: Wikipedia



                Nijikon lebih banyak ditemukan pada kalangan Cowo. Cowo cenderung lebih mudah 'terserang' nijikon, mengingat nafsu Cowo terhadap Cewe lebih besar ketimbang sebaliknya. Selain itu, di pasaran anime/ manga shonen dan seinen (yang biasanya melibatkan chara Cewe yang good-looking atau 'moe) lebih banyak
daripada anime/manga shojo dan josei. Bishojo game pun jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang bishonen game.
                Cowo nijikon cenderung lebih menggemari anime/manga 'moe', seperti K-On!, Lucky Star, Shakugan no Shana, Suzumiya Haruhi no Yuutsu, CLANNAD, Hayate no Gotoku!, dan sebagainya, daripada anime/manga 'mainstream' semacam Naruto, Bleach, One Piece,
Full Metal Alchemist, atau Death Note.
Adapun ciri-ciri (yang bisa terlihat) Cowo nijikon stadium
menengah ke atas adalah sebagai berikut:
1. Mengaku istri pada salah satu tokoh anime/ manga. Atau 'poligami' dengan membuat semacam harem terhadap beberapa tokoh anime/manga (hal seperti ini biasanya ditemukan di forum- forum anime/manga).
2. Cenderung kurang berselera atau bahkan tidak tertarik
apabila 'ditawari' Cewe 3D (Cewe real, Red.). Sebagian dari
mereka bahkan mengaku hanya menyukai Cewe 2D (Cewe dalam anime/manga,
Red.).
3. Rela menghabiskan uangnya untuk membeli merchandise yang berkaitan dengan tokoh anime favoritnya tersebut, biasanya yang dibeli adalah figurine, poster, manga/komik, artbook, t-shirt, dsb.
4. Menghabiskan waktunya untuk menonton anime, membaca manga, atau memainkan game-game bishoujo/dating-sim/hentai;
cenderung kurang bersosialisasi di dunia real (hikkikomori). Kalaupun bersosialisasi mungkin hanya sekitar penggemar anime/
manga saja, atau dengan orang-orang yang satu minat dengannya.
5. Biasanya masih jomblo.
Nijikon jarang sekali ditemukan pada kalangan Cewe, mengingat Cewe kebanyakan lebih menggemari drama-drama Korea/Jepang
yang kebanyakan diantaranya melibatkan Cowo-Cowo ganteng.

Namun kalaupun ada kalangan Cewe yang Nijikon, ciri-cirinya sendiri tidak berbeda jauh dengan Cowo nijikon.
Ciri-cirinya (yang bisa terlihat) antara lain:
1. Mengubah namanya dengan menghubungkan nama realnya dengan tokoh anime favoritnya, misalnya nama realnya adalah
Ayu, tokoh favoritnya adalah Lelouch Lamperouge/Lelouch vi Britannia (Code Geass). Maka ia mengubah namanya menjadi
Ayu Lamperouge atau Ayu vi Britannia (atau bahkan mengubah namanya menjadi nama yang berbau Jepang, dalam kasus ini menjadi Ayumi, (misalnya).
2. Memasang foto tokoh anime/manga favoritnya di situs-situs jaringan sosial (facebook, Friendster) sebagai primary atau sebagai avatar/ siggy forum; biasanya ditambahi embel-embel yang menyatakan kecintaan terhadap tokoh tersebut ataupun sebagainya.
Me: Well.... *Garuk-garuk kepala* Yaaah... kadang- kadang sih.... .__.
3. Mengaku-ngaku sebagai istri dari tokoh anime/manga favorit yang bersangkutan. Berkaitan dengan poin nomor 1 diatas.

So, sejauh mana "kegilaan" minna-san pada anime ^^
@Gustaf_04